Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara RI telah menargetkan penggunaan perangkat lunak legal melalui gerakan IGOS (Indonesia Go Open Source) paling lambat sampai tanggal 31 Desember 2011. Untuk menghemat anggaran, maka pemerintah disarankan untuk beralih ke perangkat lunak sumber terbuka (open source).
Pemerintah dalam hal ini seperti Kementrian Komunikasi dan Informatika RI, Kementrian Pendidikan Nasional RI, Kementrian Riset dan Teknologi RI, pemerintah daerah, Yayasan dan Organisasi IT pun telah melaksanakan berbagai seminar, lokakarya (workshop), lomba dan pelatihan guna mempercepat proses migrasi ke perangkat lunak bebas dan terbuka atau disebut juga dengan Free Open Source Software (FOSS). Dari kegiatan tersebut hanya sedikit orang yang mengikutinya, umumnya yang mengikuti kegiatan tersebut adalah pelajar dan mahasiswa. Namun tidak hanya dari kalangan pelajar dan mahasiswa saja, karyawan, guru, dosen serta pengamat dan pengguna IT pun mengikuti kegiatan tersebut. Ini artinya, sebagian besar masyarakat Indonesia mempunyai keinginan untuk mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut dan ada keinginan untuk menggunakan perangkat lunak open source pada komputernya. Namun ada beberapa kendala yang menghambat untuk mengikuti kegiatan tersebut antara lain :
· Jumlah peserta yang dibatasi untuk mengikuti kegiatan-kegiatan seperti seminar, lokakarya dan pelatihan. Terbatasnya ruangan membuat penyelenggara kegiatan membatasi jumlah peserta dalam kegiatan tersebut.
· Terbatasnya waktu masyarakat oleh kesibukan mereka masing-masing dan mobilitas mereka yang tinggi sehingga tidak memungkinkan untuk mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut.
Oleh karena itu diperlukan media yang dapat membantu masyarakat untuk mempermudah dalam mempelajari perangkat lunak sumber terbuka (open source).
E-Learning Free Open Source Software (E-FOSS) adalah solusi untuk mempelajari perangkat lunak open source dimanapun kita dan kapanpun kita mau mempelajarinya. Konsep pembelajaran e-learning merupakan suatu alternative baru pola pembelajaran, yang menggabungkan aspek pengajaran dan pemanfaatan teknologi informasi. Dengan memanfaatkan e-learning, pembelajaran software open source dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun. E-FOSS merupakan media pembelajaran e-learning yang dapat diakses secara online maupun offline, sehingga memudahkan masyarakat untuk mempelajari aplikasi FOSS secara mandiri dan tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Dengan sistem pembelajaran elektronik (e-learning), masyarakat yang ingin mempelajari penggunaan aplikasi FOSS tidak perlu bertatap muka langsung dengan pengajarnya, mereka cukup mengakses e-learning FOSS dan dapat langsung melihat panduan penggunaannya sesuai dengan aplikasi yang ingin mereka pelajari. Jika mereka memiliki akses internet yang terbatas, mereka dapat mengunduh (download) materi-materi yang telah di sediakan atau dapat pula di pesan. Materi yang diberikan dalam bentuk dokumentasi video, animasi flash dan dokumen, sehingga dapat langsung dipraktikkan di depan komputer.
E-FOSS yang akan dibangun direncanakan akan memiliki beberapa fitur, antara lain :
1. Fitur untuk materi pembelajaran FOSS, meliputi daftar materi dan kategori beserta perangkat lunaknya.
2. Fitur untuk diskusi atau komunikasi, meliputi forum diskusi (mailing list), instant messenger, chat room dan kontak instruktur.
3. Fitur berita open source terkini. Pada halaman awal, E-FOSS akan menyajikan berita / informasi terkini seputar isu-isu mengenai open source.
4. Fitur download dan upload materi, meliputi format animasi flash, video, gambar, teks dan dokumen.
5. Fitur tugas dan kuis, untuk melatih pemahaman tentang materi FOSS.
Pengguna E-FOSS ditargetkan akan mencakup beberapa sektor, antara lain sektor : pemerintah, perusahaan dan pendidikan. Namun tidak menutup kemungkinan jika masyarakat umum pun akan mengakses E-FOSS. Untuk proses sosialisasi penggunaan E-FOSS akan disebarkan melalui seminar-seminar nasional, iklan baris pada website, berita di televisi maupun radio dan juga melalui komunitas-komunitas IT di setiap daerah Indonesia, serta berbagai kegiatan kreatif lain yang dapat membantu proses sosialisasi E-FOSS.
TUJUAN
Tujuannya adalah agar mempermudah masyarakat Indonesia dan juga pemerintah dalam mempelajari software open source secara mandiri dimanapun mereka dan kapanpun mereka inginkan, tanpa terbatas oleh ruang dan waktu.
MANFAAT
Banyak manfaat dari E-FOSS ini, antara lain :
1. Fleksibilitas
E-Learning Free Open Source Software (E-FOSS) memberikan fleksibilitas dalam memilih waktu dan tempat untuk mempelajari penggunaan software open source. Masyarakat tidak perlu mengadakan perjalanan menuju tempat pelatihan atau workshop yang diadakan. E-FOSS bisa di akses dari mana saja dan kapan saja, baik yang memiliki akses internet maupun tidak. Bagi yang tidak memiliki koneksi internet, materi E-FOSS dapat dipesan atau diunduh (download). Disamping itu dapat pula diakses melalui perangkat bergerak (mobile). Fleksibilitas di dukung juga karena saat ini berbagai tempat sudah menyediakan sambungan internet / hotspot gratis.
2. Belajar Mandiri
E-FOSS memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk mempelajari aplikasi FOSS secara mandiri, tanpa ketergantugan dengan pelatihan-pelatihan atau lokakarya (workshop). Mereka bebas menentukan kapan akan mulai mempelajarinya dan bebas menentukan ingin mempelajari aplikasi apa saja. Seandainya masih ada yang belum dipahami, mereka dapat langsung menghubungi nara sumber melalui e-mail, chat atau ikut dialog interaktif yang disediakan pada portal e-FOSS, bisa juga dengan membaca hasil diskusi yang tersedia di LMS (Learning Management System) atau mengomentari pada postingan materi tersebut.
3. Efisiensi Biaya
Banyak efisiensi biaya yang didapat dari e-FOSS. Dengan e-FOSS, masyarakat dapat menghemat anggaran pengeluaran mereka untuk mengikuti pelatihan atau sebagainya. Bagi perusahaan skala nasional dengan cabang di berbagai provinsi yang akan memberikan pelatihan pada karyawan-karyawannya, bayangkan berapa biaya transportasi dan akomodasi yang harus dikeluarkan untuk melaksanakan pelatihan tersebut. Para karyawan pun terpaksa harus meninggalkan pekerjaan untuk mengikuti pelatihan tersebut. Berapa produktivitas yang hilang dengan mengikuti pelatihan secara konvensional. Dengan e-FOSS, material pelatihan dapat di distribusikan baik secara online maupun offline ke seluruh cabang yang ada.
4. Mempercepat proses migrasi ke FOSS
Dengan e-FOSS, pemerintah dapat mempercepat proses migrasi ke FOSS. Tidak hanya pemerintah, masyarakat umum seperti pelajar dan mahasiswa pun akan mudah untuk mempelajari aplikasi FOSS dimanapun dan kapanpun. Sehingga akan meningkatkan pengguna open source di Indonesia dan berkurangnya jumlah pengguna perangkat lunak ilegal secara drastis.
5. Memberikan kemudahan penyampaian materi
Hal-hal yang tidak dapat dituangkan dalam kata-kata dapat divisualisasikan dengan gambar yang statis dan dinamis. Ini juga memberikan nuansa baru bagi masyarakat untuk mengurangi kebosanan, karena dengan media ini ada kombinasi suara, gambar, gerakan, warna, narasi, video, animasi dan dokumen.
GAGASAN
KONDISI KEKINIAN PENCETUS GAGASAN
Masyarakat dalam hal ini seperti mahasiswa, pelajar, warung internet, pengguna rumahan adalah kaum mayoritas dalam penggunaan perangkat lunak ilegal. Jika mahasiswa, pelajar, warung internet dan pengguna rumahan menggunakan perangkat lunak legal, maka persentase pengguna perangkat lunak ilegal di Indonesia akan berturun secara drastis. Kondisi seperti itu dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang penggunaan aplikasi FOSS itu sendiri dan hanya belum terbiasa menggunakannya.
Di sisi lain, beberapa perusahaan, instansi dan pemerintah sudah menggunakan perangkat lunak legal yang berbayar, namun itu sangat menguras anggaran pengeluaran karena biaya yang dikeluarkan untuk membeli lisensi perangkat lunak tersebut cukup mahal. Sebagian lagi, berkat program pemerintah, melalui gerakan Indonesia Go Open Source (IGOS), beberapa sudah menggunakan perangkat lunak open source.
SOLUSI YANG PERNAH DIAJUKAN
Mengadakan seminar, pelatihan, lokakarya (workshop) dan sebagainya untuk sosialisasi perangkat lunak open source. kegiatan-kegiatan tersebut terkadang tidak sesuai dengan jadwal masyarakat khususnya pelajar, mahasiswa, karyawan dan pemerintah yang padat dan mobilitas mereka yang cukup tinggi, sehingga sulit untuk menghadiri acara-acara seperti itu. Dan itu tentu saja kurang efisien karena menguras banyak waktu, tenaga dan biaya.
GAGASAN YANG DIAJUKAN
Pada dasarnya masyarakat akan menggunakan aplikasi FOSS jika mereka mengetahui bagaimana menggunakannya, namun keterbatasan waktu dan biaya untuk mempelajari aplikasi FOSS itulah yang menjadi kendalanya.
Pembuatan E-FOSS adalah solusi untuk mempermudah masyarakat dalam mempelajari perangkat lunak open source. E-FOSS adalah website pembelajaran elektronik (e-learning) yang menyediakan informasi tentang penggunaan software open source yang lebih interaktif dan atraktif. Dengan menggunakan konsep pembelajaran elektronik (e-learning) diharapkan dengan E-FOSS masyarakat Indonesia lebih mudah dan cepat dalam mempelajari software open source. E-FOSS dibuat dalam bentuk web portal yang artinya informasi didalamnya akan selalu berkembang (up to date) mengenai isu-isu software open source. Dengan E-FOSS kita tidak akan terbatas oleh ruang dan waktu dalam mempelajari penggunakan perangkat lunak open source. Masyarakat dapat mengakses e-FOSS secara online maupun offline. Media online akan dibuat dalam bentuk web portal, didalam web portal itu tersedia aplikasi, materi dan video untuk mempelajari perangkat lunak open source. Disediakan dalam bentuk video, animasi flash, dokumen. Untuk media offline, dapat disebarkan melalui komunitas-komunitas pengguna open source di setiap daerah dan dapat diunduh (download) atau dipesan dari portal e-FOSS.
PIHAK-PIHAK YANG MEMBANTU MENGIMPLEMENTASIKAN GAGASAN
· Pemerintah, ini sesuai dengan program kerja pemerintah yaitu untuk menstimulus percepatan proses migrasi ke perangkat lunak sumber terbuka dan bebas (FOSS)
· Komunitas-komunitas open source yang tersebar di setiap daerah Indonesia, seperti Kelompok Pengguna Linux Indonesia (KPLI), Yayasan Pengguna Linux Indonesia (YPLI) dan sebagainya. Komunitas-komunitas seperti itu akan mendukung untuk pembangunan E-FOSS.
· Industri-industri yang bergerak di perangkat lunak open source akan bekerja sama untuk membangun sistem E-FOSS.
LANGKAH-LANGKAH YANG DAPAT DICAPAI
Bersama komunitas dan pengguna open source disetiap daerah bergotong-royong membangun E-FOSS dengan mengadakan lokakarya (workshop) nasional, untuk pembuatan e-learning beserta panduannya melalui animasi flash, dokumentasi video, teks, gambar dan dokumen. Serta pembuatan portal e-learning FOSS yang khusus membahas masalah penggunaan open source dan isu-isu terkini mengenai perangkat lunak open source. Materi seperti video, animasi flash dan dokumen akan dimuat dalam E-FOSS, serta akan disediakan link untuk mengunduh perangkat lunak open source.
sumber :
Antara. 2010. Kemenkominfo-gerakan-igos-ditargetkan-selesai-2011, (http://www.depkominfo.go.id/berita/bipnewsroom, diakses 14 Februari 2011)
Edufiesta. 2008. Manfaat e-learning bagi pembelajaran, (http://mycoolworld-ahmedblog.blogspot.com/2008/07/manfaat-e-learning-bagi-pembelajaran, diakses 14 Februari 2011)
Lukmana, Lukas. 2007. Dukungan industri software dalam implementasi e-learning, (http://elearning.gunadarma.ac.id/index.php?option=com_content&task=view&id=10, diakses 14 Februari 2011)